Beberapa hari ini, saya melihat beberapa kali bertebaran mengenai polemik Kartu Pra Kerja. Awanya saya nggak begitu tertarik dengan isu ini. Karena memang balakangan ini saya lebih tertarik mengikuti berita tentang Pandemi Virus Corona. Yang menurut saya jauh lebih penting. Mengingat sekarang virus ini yang bisa membuat dunia setengah terhenti. Harapan saya, semoga obat atau vaksin virus corona ini cepat ditemukan.
Namun kok ternyata polemik dari Kartu Pra Kerja ini makin sering nongol di media sosial ya. Saya pun jadi penasaran, dan mulai membaca juga menggali informasi permasalahan yang ada di salah satu program pemerintah ini. Beberapa hal pun saya pahami, mulai dari bagaimana cara daftar Kartu Pra Kerja Online, hingga pemilihan penerima kartu ini dilakukan secara acak.
Tapi kalau misal kamu gak kebagian program ini, ada banyak kurus online gratis kok. Biar gak dibilang cuma kritik saja, saya juga share deh, kursus online dapetin ribuan dolar dari Google Adsense gratis berdasarkan pengalaman pribadi dibawah ini. Like, share dan subscribe channel bloggerpi.com/youtube kalau kamu mau belajar dapetin duit dari Google Adsense.
Oke, kembali ke topik awal, Saya nggak masalah sih mengenai bagaimana pemilihan yang namanya Kartu Pra Kerja ini. Wong kenyataannya dananya ya terbatas. Tapi yang saya bikin ketawa ngakak, adalah model pelatihan yang didapatkan melalui program kartu kartuan yang biasa menjadi andalan pemerintah ini. Memangnya apa yang lucu ya?
Yang Jadi masalah dan membuat lucu di Kartu Pra Kerja Apa Sih?
Karena ada banyak, jadi saya bagikan saja beberapa temuan saya di media sosial. Rata-rata ya di facebook, dan ada satu thread di twitter yang menurut saya menarik untuk saya bagikan disini juga. Kira-kira seperti ini. Yang pertama sih, kursus atau pelatihan yang ada di Kartu Pra Kerja itu nggak cocok buat masa pandemi Covid19 seperti sekarang. Kayak dibawah ini misalnya. Video dibawah ini cukup panjang, tapi bagus buat dilihat.
Bagaimana ceritanya pelatihan Ojol kalau di masa pandemi ini diberlakukan PSBB dimana-mana? Ojol nggak boleh angkut penumpang juga kan? Diberitakan juga kalau ojol orderan lagi sepi karena pandemi.
Namun ini bukan yang bikin saya ngakak, sih, namun berita dari Jawapos dibawah ini yang bikin saya ngakak sekaligus geleng-geleng kepala. Singkatnya, saya benar benar tak paham dengan pola pikir dan penentuan skala prioritas para pejabat negeri ini.
Kenapa? Pertama, meski kursus online yang ada di atas itu bagus, namun di situasi sekarang ketika PHK berlaku dimana mana, orang lebih memikirkan bagaimana bisa bertahan hidup sampai pandemi berakhir, lalu bisa kembali hidup normal.
Kedua, dengan sedikit kemauan dan belajar untuk menggunakan fasilita “Youtube Search” dan “Google Search”, beberapa pelatihan diatas bisa didapatkan secara gratis. Apa enggak lebih baik pemerintah mensubsidi dengan menggratiskan Internet saja?
Mungkin lewat Telkomsel yang jaringannya paling luas se-indonesia. Sepertinya bakal lebih murah. Tidak dipungkiri kalau beberapa pelatihan online diatas juga bagus. Cuma karena program ini terkesan “terpaksa harus jalan” meski sedang terjadi krisis pandemi Virus Corona, jadi muncul banyak pro kontra. Waktunya sedikit salah, kurang lebih begitu, saya setuju dengan pendapat mas Ismail Fahmi dibawah ini:
Yah, gimana lagi, seperti biasanya, saya selalu kagum dengan pemerintah pada dua hal. Pertama, menurut saya sejak dulu pemerintah ini paling pintar dalam hal media handling, dan propaganda. Nggak kaget, entah diakui atau enggak, banyak BuzzeRp bergentayangan sampai sekarang. Kedua, selalu kurang tepat dalam menentukan skala prioritas program.
Tapi kali ini saya enggak bakal bahas mengenai masalah ini disini. Tapi, saya mau kasih sedikit kritik dan saran mengenai kontroversi Kartu Pra Kerja ini. Kalau baca lebih detail mengenai beberapa hal menarik terkait kontroversi Kartu Pra Kerja dan pelatihannya yang dianggap tidak tepat sasaran untuk sekarang bagi sebagaian publik, bisa dibaca pada beberapa status facebook dibawah ini ya. Lumayan banyak dan panjang, jadi siapkan minuman dan cemilan dulu.
Kalau Menurut Saya Pribadi, Bagaimana Dengan Program Kartu Pra Kerja Ini?
Secara umum, ini adalah program yang baik. Hanya saja, kalau melihat sekilas, program ini semacam agak tergesa gesa dan harus segera dijalankan. Padahal sekarang sedang ada masalah yang lebih pelik, yaitu pandemi virus corona yang bisa memakan korban banyak. Baik korban jiwa, dan korban PHK. Apa iya orang yang kena PHK bakalan mikirin ikut pelatihan? Mereka pasti bakal mikir, gimana caranya besok cari makan.
Selain itu, dari pada buang duit triliunan buat dikasih ke market place atau perusahaan yang investornya orang asing, dan yang bisa menerima manfaat dari Kartu Pra Kerja ini terbatas, apa tidak sebaiknya dipikirkan dulu matang matang. Sekali lagi, kalau pelatihannya sekedar seperti yang ada di atas, mending dikasih Internet gratis dan sembako saja. Asal bisa makan dan tetap sehat, masalah belajar atau mengikuti kursus online itu gampang.
Mengenai Kursus Online, Sebenarnya Saya Punya Beberapa Ide Sih
Yang pertama, kan kalau di program Kartu Pra Kerja ini ngga semua penerima kartu gak bisa mengikuti kursus pelatihan online yang beberapa sudah disebutkan diatas kan? Alasannya sudah pasti karena dana terbatas, jadi enggak semua bisa menerima manfaat Kartu Pra Kerja?
Nah, IDE BODOH saya sih, kenapa pemerintah nggak bikin channel youtube sendiri saja. Lewat Kementrian Tenaga Kerja, atau Kominfo Misalnya. Biar kelihatan kerja tuh. Minimal Kominfo ini kerjanya gak cuma tanya internet cepat buat apa, atau jadi kementrian blokir Indonesia karena kerjaannya cuma blokir sana blokir sini.
Kenapa pemerintah bikin Channel Youtube? Karena di jaman sekarang hampir sebagian besar warga negara Indonesia yang bisa menjangkau Internet pasti kenal youtube. Nah, baru deh channel tadi diisi dengan pelatihan yang macamnya seperti tertera di Jawapos diatas, atau ditambahin lagi pelatihan online lain yang relevan.
Kalau hitungan saya yang awam dan agak BODOH, harusnya enggak terlalu mahal. Selain itu, manfaatnya bisa terbagi rata ke sebagian besar penduduk Indonesia yang punya akses ke Internet. Nah, kalau mau lebih BODOH lagi, konten bisa dimonetisasi, jadinya channel tadi bakal mendapatkan uang dari Youtube.
Bisa dijadiin buat dana bikin konten lagi deh. Gak perlu minta sumbangan atau naikin pajak kan? Tinggal minta duit ke mbah Google saja. Selain itu, program pelatihan yang di Youtube tadi nggak akan terhenti di periode pak Jokowi saja. Namun masih bisa dimanfaatkan hingga siapapun presidennya nanti setelah ini.
Tapi ya, ini hanya ide BODOH. Makanya nggak banyak yang memikirkan tentang ini. Makanya saya suka bingung, sama pemikiran para pejabat yang berwenang diatas sana. Nah, kalau ide yang lebih baik, mungkin bisa kamu lihat sendiri di thread twitter di bawah ini :
Buat temen temen yang nggak lolos dapet kartu pra kerja, jangan berkecil hati
Berikut adalah channel2 youtube yang kamu bisa akses gratis untuk belajar
A thread
— Ridwan Hanif (@ridwanhr) April 18, 2020
Kalau kamu buka thread diatas, kamu bakal menemukan daftar channel Youtube keren yang bisa kamu gunakan untuk belajar. Jadi meski kamu tidak lolos mendapatkan fasilitas Kartu Pra Kerja dari pemerintah, kamu masih bisa menjadi pandai dengan belajar dari konten gratisan tapi keren yang tersebar di Internet. Tenang, masih banyak orang baik yang mau berbagi Ilmu dengan gratis dimuka bumi ini.
***
Dah, segini aja dulu yak. Nggantuk saya, belom tidur semaleman. Hehee! Terus, saya tahu, gue cuma rakyat jelantah biasa. Persentase ide gue didengerin kecil banget. Tapi ya karena gue cuma bisa menulis, tulis saja. Siapa tahu gue yang cuma sebiji debu di padang pasir ini bisa memberi manfaat buat kehidupan. Terimakasih sudah membaca, dan silahkan share ya!