Apa Itu Exit Rate Dan Apa Bedanya Dengan Bounce Rate?

Berikut ini Bloggerpi Digital akan membahas mengenai apa itu Exit Rate Dan Exits dalam Google Analytics, serta pemahaman tentang perbedaannya dengan Bounce Rate.

Google Analytics (GA) adalah alat yang sangat penting dalam menganalisis kinerja sebuah website. Salah satu metrik yang penting untuk dipahami dalam GA adalah Exits dan Exit Rate.

Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan secara detail apa itu Exits dan Exit Rate dalam Google Analytics, mengapa penting untuk melacaknya, dan bagaimana informasi tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja sebuah website.

Apa Itu Pengertian Exits dan Exit Rate?

Exits adalah jumlah kali pengunjung meninggalkan sebuah halaman website dari halaman tersebut.

Sedangkan Exit Rate adalah metrik yang mengukur persentase berapa kali pengunjung meninggalkan sebuah halaman tertentu setelah mengunjungi halaman tersebut.

Exit Rate dihitung sebagai jumlah exits dibagi dengan jumlah pageviews.

Apa Itu Pengertian Exits dan Exit Rate?

Misalnya, jika seorang pengunjung masuk ke halaman utama sebuah situs ecommerce, kemudian navigasi ke halaman kategori, lalu ke halaman produk, dan kemudian meninggalkan situs, itu dianggap sebagai exit dari halaman produk (yaitu halaman terakhir yang mereka kunjungi).

Exit Rate secara keseluruhan untuk halaman produk kemudian dihitung sebagai total jumlah exits dibagi dengan jumlah pageviews yang diterima halaman produk tersebut.

Implementing SEO for UMKM, small and medium enterprises is now affordable. We help Indonesian UMKMs and small businesses grow through digitalization

Pentingnya Melacak Exits dan Exit Rate di Google Analytics

Melacak Exits dan Exit Rate dalam Google Analytics penting karena memberikan wawasan tentang kinerja spesifik halaman website.

Dengan memahami di mana dan kapan pengunjung paling sering meninggalkan sebuah halaman, kita dapat mengetahui halaman mana yang mungkin perlu perbaikan.

[ Baca Juga: Conversion Rate: Pengertian Dan Cara Efektif Tingkatkan CVR ]

Apakah Exit Rate yang Tinggi Selalu Buruk?

Tentu saja, orang pada akhirnya harus meninggalkan sebuah website, jadi konteks di mana dan kapan ini terjadi sangat penting.

Pada website ecommerce, exit rate yang tinggi pada halaman terima kasih bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan, karena orang telah menyelesaikan tindakan mereka dengan sukses dan tidak banyak yang perlu mereka lakukan selain keluar.

Namun, exit rate yang tinggi pada langkah terakhir dari proses checkout (misalnya: halaman pembayaran) bisa menjadi pertanda bahwa ada sesuatu yang salah dan perlu diteliti lebih lanjut.

Mengapa Melacak Exits dan Exit Rate di Google Analytics?

Ada beberapa alasan mengapa melacak Exits dan Exit Rate di Google Analytics sangat penting:

  • Memahami Performa Halaman: Dengan melacak metrik ini, kita dapat memahami performa spesifik halaman di website. Hal ini membantu kita mengidentifikasi halaman mana yang mungkin perlu perbaikan atau optimasi lebih lanjut.
  • Mendeteksi Masalah: Exit Rate yang tinggi pada halaman tertentu dapat menjadi indikasi adanya masalah atau hambatan yang membuat pengunjung meninggalkan website. Dengan mengetahui halaman mana yang memiliki tingkat keluar tinggi, kita dapat mencari tahu penyebabnya dan melakukan perbaikan yang diperlukan.
  • Meningkatkan Pengalaman Pengguna: Dengan memperbaiki halaman-halaman yang memiliki tingkat keluar yang tinggi, kita dapat meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan. Hal ini dapat mengurangi tingkat frustrasi pengunjung dan meningkatkan konversi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa melacak Exits dan Exit Rate di Google Analytics sangat penting untuk memahami kinerja sebuah website dan meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan.

Dengan memahami di mana dan kapan pengunjung paling sering meninggalkan sebuah halaman, kita dapat mengidentifikasi masalah dan melakukan perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan performa sebuah website.

Baca Juga:  Apa Itu Inbound Link dan Fungsi Utamanya?

[ Baca Juga: Apa itu Click Through Rate / CTR / Rasio Klik Tayang? ]

Perbedaan Exit Rate dan Bounce Rate: Memahami Metrik-Metrik Penting dalam Analisis Website

Dalam menganalisis kinerja sebuah halaman website, terdapat beberapa metrik yang penting untuk dipahami, salah satunya adalah Exit Rate dan Bounce Rate.

Meskipun keduanya sering digunakan secara bergantian, sebenarnya keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dalam konteks pengukuran perilaku pengguna.

Mari kita telaah lebih dalam mengenai perbedaan antara kedua metrik yang ada pada Google Analytics ini:

Exit Rate: Persentase Keluar dari Sesi

Exit Rate merupakan persentase dari total jumlah pageview yang merupakan halaman terakhir dalam sebuah sesi.

Dengan kata lain, Exit Rate mengukur seberapa sering pengunjung meninggalkan sebuah halaman setelah mengunjungi halaman tersebut, baik itu untuk mengakhiri sesi atau melanjutkan ke halaman lain dalam website.

Bounce Rate: Persentase Tingkat Pentalan

Sementara itu, Bounce Rate adalah persentase dari total sesi yang dimulai dengan halaman tersebut dan hanya terdiri dari satu halaman saja.

Bounce Rate mengindikasikan seberapa sering pengunjung meninggalkan sebuah halaman tanpa melakukan interaksi lebih lanjut dengan website, seperti mengklik tautan atau melihat halaman lain.

Rumus Cara Menghitung Exit Rate dan Bounce Rate

Rumus Cara Menghitung Exit Rate dan Bounce Rate

Menghitung Exit Rate dan Bounce Rate adalah langkah penting dalam menganalisis performa situs web Anda. Berikut adalah cara menghitung keduanya:

1. Exit Rate

Exit Rate adalah persentase pengunjung yang meninggalkan situs web dari halaman tertentu setelah mengunjungi halaman tersebut.

Exit Rate dihitung dengan rumus:

Exit Rate = (Jumlah Exit/Jumlah Pageviews) × 100%

Di mana:

  • Jumlah Exit adalah jumlah pengunjung yang meninggalkan situs web setelah mengunjungi halaman tertentu.
  • Jumlah Pageviews adalah total jumlah tampilan halaman yang dihitung.

2. Bounce Rate

Bounce Rate adalah persentase pengunjung yang meninggalkan situs web setelah hanya melihat satu halaman.

Bounce Rate dihitung dengan rumus:

Bounce Rate = (Jumlah Bounce/Jumlah Pengunjung) × 100%

Di mana:

  • Jumlah Bounce adalah jumlah pengunjung yang meninggalkan situs setelah hanya melihat satu halaman.
  • Jumlah Pengunjung adalah total jumlah pengunjung situs web yang dihitung.

Contoh Penghitungan:

Misalkan dalam satu hari, halaman produk Anda menerima 1000 pengunjung.

Dari 1000 itu, 200 pengunjung langsung meninggalkan situs setelah melihat halaman produk tanpa melihat halaman lainnya.

Selain itu, dari 1000 pengunjung tersebut, 400 pengunjung meninggalkan situs setelah melihat halaman produk.

Maka, untuk halaman produk Anda:

  • Exit Rate = (400 / 1000) × 100% = 40%
  • Bounce Rate = (200 / 1000) × 100% = 20%

Dengan memahami dan menghitung Exit Rate dan Bounce Rate, Anda dapat mengevaluasi performa halaman web Anda dan mengidentifikasi area di mana Anda dapat meningkatkan pengalaman pengguna dan mengurangi tingkat keluar situs.

Pengertian Lebih Mendalam

Untuk lebih memahami perbedaan antara Exit Rate dan Bounce Rate, mari kita bedah contoh sederhana berikut:

Misalkan sebuah website memiliki halaman A, B, dan C, dan terdapat satu sesi per hari dengan urutan pageview sebagai berikut:

  • Hari Senin: Halaman A > Halaman B > Halaman C
  • Hari Selasa: Halaman B > Halaman A > Halaman C
  • Hari Rabu: Halaman A > keluar Dari contoh di atas, jika kita ingin menghitung Bounce Rate untuk Halaman A, kita hanya akan memperhitungkan sesi yang dimulai dengan Halaman A saja. Dalam hal ini, Bounce Rate untuk Halaman A adalah 0%, karena tidak ada sesi yang hanya terdiri dari satu halaman dan dimulai dari Halaman A.

Namun, jika kita ingin menghitung Exit Rate untuk Halaman A, kita akan memperhitungkan semua sesi yang mencakup Halaman A.

Dalam contoh tersebut, Exit Rate untuk Halaman A adalah 33%, karena ada satu sesi yang keluar setelah mengunjungi Halaman A dari total tiga sesi yang mencakup Halaman A.

Analisis Lanjutan

Mari kita perluas contoh di atas untuk mengeksplorasi lebih lanjut mengenai metrik Exit Rate dan Bounce Rate untuk serangkaian hari dengan satu sesi per hari:

  • Hari Senin: Halaman B > Halaman A > Halaman C > Keluar
  • Hari Selasa: Halaman B > Keluar
  • Hari Rabu: Halaman A > Halaman C > Halaman B > Keluar
  • Hari Kamis: Halaman C > Keluar
  • Hari Jumat: Halaman B > Halaman C > Halaman A > Keluar

Dalam hal ini, perhitungan Exit Rate dan Bounce Rate adalah sebagai berikut:

Exit Rate:

  • Halaman A: 33% (3 sesi mencakup Halaman A, 1 sesi keluar dari Halaman A)
  • Halaman B: 50% (4 sesi mencakup Halaman B, 2 sesi keluar dari Halaman B)
  • Halaman C: 50% (4 sesi mencakup Halaman C, 2 sesi keluar dari Halaman C)
Baca Juga:  Mengulas Strategi Viral Marketing Di Tiktok Dengan Lengkap!

Bounce Rate:

  • Halaman A: 0% (satu sesi dimulai dengan Halaman A, tetapi bukan sesi satu halaman, sehingga tidak memiliki Bounce Rate)
  • Halaman B: 33% (Bounce Rate lebih rendah dari Exit Rate, karena 3 sesi dimulai dengan Halaman B, dengan satu di antaranya mengarah ke bounce)
  • Halaman C: 100% (satu sesi dimulai dengan Halaman C, dan mengarah ke bounce)

[ Baca Juga: Apa itu Click Through Rate / CTR / Rasio Klik Tayang? ]

Menghubungkan Exit Rate dengan Bisnis Anda

Dalam mengelola sebuah website atau bisnis online, pemahaman terhadap berbagai data sangatlah penting untuk kesuksesan keseluruhan.

Salah satu data yang penting untuk dipahami adalah exit rate, terutama ketika Anda menjual produk atau layanan langsung kepada konsumen atau pengunjung.

1. Pentingnya Exit Rate dalam Bisnis Anda

Exit rate yang tinggi tidak baik untuk situs Anda.

Jika Anda memiliki exit rate yang tinggi, hal itu mungkin menandakan bahwa ada sesuatu yang tidak berfungsi dengan baik di website Anda dan tidak mampu untuk mengonversi dengan baik.

Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti gambar yang kurang baik, harga yang terlalu tinggi, atau konten yang kurang menarik.

2. Mengapa Penting untuk Melacak dan Menganalisis Exit Rate

Penting untuk secara teratur memeriksa dan menganalisis metrik-metrik seperti exit rate, untuk memahami kinerja website Anda dan mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki atau dioptimalkan.

Dengan menganalisis data exit rate, Anda dapat:

  • Mengidentifikasi halaman-halaman tertentu yang memiliki exit rate tinggi dan mencari tahu penyebabnya.
  • Membuat perubahan yang diperlukan, seperti memperbaiki gambar, menyesuaikan harga, atau meningkatkan kualitas konten.
  • Mengulangi proses analisis secara berkala untuk memastikan bahwa perubahan yang Anda lakukan efektif dalam mengurangi exit rate dan meningkatkan konversi.

Dengan mengelola dan meningkatkan exit rate, Anda dapat meningkatkan keseluruhan kinerja bisnis Anda secara online.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Exit Rates

Ada beberapa faktor yang dapat berdampak langsung pada bounce dan exit rates untuk halaman website tertentu.

Beberapa faktor tersebut dapat dikendalikan atau diperbaiki, sedangkan yang lain mungkin di luar kendali Anda.

a. Musik dan Video

Streaming musik atau video secara otomatis di website Anda, termasuk sebagai pop-up, dapat membuat pengunjung meninggalkan situs Anda lebih cepat dari biasanya.

Hal ini bisa menjadi pengalaman yang mengganggu bagi pengunjung yang tidak mengharapkannya.

b. Kinerja Situs yang Lambat

Jika situs web Anda membutuhkan waktu yang lama untuk memuat (lebih dari beberapa detik), hal itu akan menyebabkan orang meninggalkan situs Anda.

Mereka tidak ingin menunggu situs Anda memuat ketika mereka bisa pergi ke situs lain yang memuat dengan lancar dan cepat.

Untuk mempercepat website, Anda bisa membaca artikel tips untuk mempercepat loading website dengan Cloudflare di sini.

c. Traffic Berkualitas Rendah

Jika Anda memiliki halaman-halaman yang ranking baik untuk kata kunci yang tidak relevan, Anda akan menemukan bahwa pengunjung meninggalkan situs Anda dengan cepat karena situs Anda tidak memiliki konten yang mereka harapkan.

d. Desain Halaman yang Buruk

Jika situs web Anda belum diperbarui baru-baru ini atau terdiri dari warna dan font yang bertentangan, pengunjung kemungkinan besar akan merasa tidak nyaman, yang menyebabkan mereka meninggalkan situs Anda dengan cepat — hampir segera setelah mereka mendarat di halaman tersebut.

e. Pengalaman Pengguna yang Buruk

Pengalaman pengguna adalah kunci keberhasilan. Pastikan Anda memiliki tautan-tautan tertentu ke halaman-halaman seperti menu utama di bagian atas halaman di tempat di mana orang berharap menemukannya. Fokuslah pada struktur konten yang mudah dipahami, navigasi yang sederhana, dan sebagainya.

Dengan memperhatikan dan memperbaiki faktor-faktor ini, Anda dapat mengurangi exit rate dan meningkatkan konversi di situs web Anda, yang pada gilirannya akan mendukung kesuksesan bisnis Anda secara keseluruhan.

Cara Menyelidiki dan Mengurangi Tingkat Exit Tinggi serta Exit Rate di Situs Anda

Meskipun telah disebutkan beberapa faktor yang dapat memengaruhi tingkat exit, penting untuk familiar dengan cara-cara untuk menyelidiki tingkat exit tinggi dan mengurangi exit rate Anda.

Cara Menyelidiki Tingkat Exit Tinggi

Google Analytics dapat memberikan informasi yang baik untuk memberi tahu Anda bahwa ada yang salah di situs web Anda.

Namun, itu tidak akan membantu Anda menentukan mengapa Anda memiliki tingkat exit yang tinggi atau bagaimana Anda dapat memperbaikinya. Inilah tempat penyelidikan masuk.

Baca Juga:  Kelebihan Dan Kekurangan Youtube Sebagai Media Promosi

Setelah Anda menyadari bahwa pengunjung meninggalkan halaman tertentu, menyelidiki apa yang berhasil dan apa yang tidak harus menjadi prioritas.

Berikut adalah beberapa cara yang berbeda untuk menyelidiki tingkat exit tinggi di situs Anda sehingga Anda dapat melangkah maju dan mulai mengurangi tingkat tersebut.

Anda Bisa Melakukan Pemetaan Heatmaps dan Rekaman Pengunjung Dengan Tools Gratis Microsoft Clarity

1. Heatmaps

Setelah individu mengunjungi halaman Anda dan data terkumpul, akan ada data perilaku yang dibuat dalam alat Heatmap.

Data ini akan muncul dalam apa yang dikenal sebagai peta gulir, memungkinkan Anda melihat sejauh mana pengunjung halaman Anda mencapai (atau tidak).

Peta klik juga dihasilkan, yang akan memungkinkan Anda menentukan elemen-elemen di halaman yang diinteraksi oleh pengunjung.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari alat ini, Anda mungkin dapat menentukan mengapa Anda memiliki tingkat exit tinggi.

Misalnya, jika pengunjung mengklik elemen yang tidak dapat diklik, mereka mungkin menjadi frustrasi dan meninggalkan halaman Anda.

Contoh lainnya adalah bahwa mereka melewatkan informasi penting di bawah fold halaman situs web Anda.

2. Rekaman (Recordings)

Rekaman sesi dapat membantu Anda mendapatkan sedikit konteks lebih tentang apa yang terjadi di halaman web Anda.

Anda akan diberi kesempatan untuk menonton kembali sesi pengunjung yang berakhir tiba-tiba sehingga Anda dapat lebih memahami mengapa pengunjung Anda meninggalkan situs.

Misalnya, Anda dapat mengetahui apakah pengunjung Anda mengalami masalah atau bug dalam perjalanan mereka, melihat semua konten halaman web dengan benar, terganggu oleh elemen konten seperti pop-up, atau mengklik elemen yang sama berkali-kali.

Untuk melakukan rekaman pengunjung ini, Anda bisa menggunakan tools gratis seperti Microsoft Clarity.

3. Survei di Situs (On-Site Surveys)

Opsi-opsi yang disebutkan di atas dapat memberi Anda gambaran yang cukup tentang apa yang terjadi di situs web Anda, tetapi salah satu cara untuk mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan pengunjung Anda meninggalkan adalah dengan menerapkan survei di situs.

Beberapa pertanyaan yang dapat Anda ajukan melalui survei di situs termasuk:

  • Apa yang hilang pada halaman web ini?
  • Apa yang menghentikan Anda untuk melanjutkan?
  • Apa yang Anda cari dan tidak dapat Anda temukan?

Dengan memanfaatkan berbagai metode ini, Anda dapat menyelidiki dan mengurangi tingkat exit tinggi serta exit rate di situs Anda, yang pada gilirannya akan meningkatkan pengalaman pengguna dan konversi situs Anda secara keseluruhan.

Cara Mengurangi Tingkat Exit (Exit Rate) Website Anda

Mengurangi tingkat exit adalah hal yang sangat penting untuk kesuksesan keseluruhan situs web Anda.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencapai itu.

1. Tingkatkan Pengalaman Pengguna (Improve User Experience)

Pengalaman pengguna memainkan peran penting dalam tingkat exit Anda, jadi Anda perlu memastikan bahwa itu adalah pengalaman yang positif.

Untuk semua halaman utama, Anda harus mempertimbangkan untuk menambahkan daftar isi.

Semua teks harus dibagi menjadi bagian-bagian kecil dengan judul dan subjudul.

Hal ini memudahkan untuk membaca teks. Sangat mengecewakan untuk datang ke sebuah situs dan menemukan blok-blok teks yang besar, karena mereka lebih sulit untuk dibaca.

Paragraf pendek, terutama dengan judul, membuatnya mudah untuk melihat-lihat dan menemukan apa yang Anda cari.

Daftar berbulet juga bagus! Komponen visual selalu menjadi bonus tambahan untuk meningkatkan pengalaman pengguna.

2. Tambahkan Berbagai Visual

Untuk melibatkan pengunjung situs web Anda dan membuat mereka tetap berada di situs web Anda untuk jangka waktu yang lebih lama, Anda harus memastikan bahwa Anda menghibur mereka.

Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan konten visual dan interaktif yang berbeda, seperti gambar, video, dan infografis.

Hal ini dapat meningkatkan keterlibatan pengguna dan jumlah waktu yang dihabiskan di situs Anda.

Hanya pastikan bahwa visual tersebut ditambahkan dalam teks dan tidak secara otomatis dipicu saat mendarat di halaman, karena ini seringkali membuat konsumen merasa tidak nyaman.

3. Optimalkan Kecepatan Halaman

Hari ini, segalanya bergantung pada kecepatan.

Jika Anda memiliki terlalu banyak elemen visual dan efek, situs web Anda akan memuat lebih lambat dan tidak berperforma baik.

Sayangnya, ini menyebabkan tingkat exit yang lebih tinggi serta konversi yang lebih sedikit.

Karena semua orang terburu-buru, tidak ada yang akan menunggu situs Anda memuat.

Oleh karena itu, Anda perlu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengoptimalkan kecepatan halaman dan kinerjanya.

Kesimpulan

Dari contoh di atas, kita dapat melihat bahwa Exit Rate dan Bounce Rate memberikan wawasan yang berbeda dalam menganalisis perilaku pengguna di sebuah website.

Exit Rate lebih fokus pada seberapa sering pengunjung meninggalkan sebuah halaman setelah mengunjunginya, sementara Bounce Rate mengukur seberapa sering pengunjung meninggalkan sebuah halaman tanpa melakukan interaksi lebih lanjut.

Dengan memahami perbedaan antara kedua metrik ini, kita dapat mengoptimalkan pengalaman pengguna dan meningkatkan efektivitas sebuah website.

Oh hi there 👋
It’s nice to meet you.

Sign up to receive awesome content in your inbox, every month.

We don’t spam! Read our privacy policy for more info.

Info: Jika Anda memerlukan Jasa Freelancer Pembuatan Blog, Website, Toko Online, SEO, dan Digital Marketing, jangan ragu untuk hubungi Bloggerpi Digital lewat email di [email protected] atau hubungi kami lewat WA sekarang di sini!

Rijal Fahmi Mohamadi

Starting my career as a Software Engineer, I have now become a Digital Marketing enthusiast with core skills in SEO (Search Engine Optimization), writing, Search Engine Marketing (SEM), Social Media, and SEO Data Analysis. I enjoy working remotely, helping businesses grow and achieve profitability with my expertise. PS: Although Software Engineer is no longer my main profession, I can still code! I am proficient in PHP and am seriously learning Python for data analysis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *