Prototipe adalah elemen penting dalam proses desain UX, membantu desainer untuk menguji dan memvalidasi konsep sebelum melanjutkan ke tahap pengembangan penuh. Dengan menggunakan alat yang tepat, desainer dapat menciptakan prototipe yang jelas, detail, dan sesuai dengan kebutuhan proyek. Memilih alat yang tepat memungkinkan desainer untuk mengoptimalkan proses desain dan mencapai hasil yang terbaik untuk pengalaman pengguna. Semoga panduan ini bermanfaat bagi Anda yang ingin memulai atau memperbaiki proses pembuatan prototipe dalam proyek desain UX Anda.
Prototipe adalah elemen penting dalam proses pengembangan produk digital, membantu tim desain dan pengembangan untuk menguji ide dan konsep sebelum menginvestasikan waktu dan sumber daya yang signifikan. Dengan menggunakan alat yang tepat, Anda dapat membuat berbagai jenis prototipe, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks, untuk memastikan produk akhir memenuhi harapan pengguna dan tujuan bisnis.
Dengan panduan ini, Anda diharapkan dapat memahami berbagai jenis prototipe dan alat yang dapat digunakan untuk membuatnya, serta bagaimana masing-masing alat dapat membantu dalam proses pengembangan produk digital. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda yang ingin memulai atau memperbaiki proses pembuatan prototipe dalam proyek pengembangan aplikasi Anda.
Key Takeaways
3 Jenis Prototipe Yang Perlu Diketahui Sebelum Membuat Aplikasi
Berikut ini adalah jenis-jenis prototipe, contoh, dan alat yang dapat digunakan untuk membuatnya, berdasarkan informasi dari headway.io.
1. Prototipe Statis
Definisi dan Tujuan Prototipe Statis
Prototipe statis adalah jenis prototipe awal yang digunakan untuk mengkomunikasikan ide dan fitur tanpa interaksi fungsional. Prototipe ini biasanya berupa sketsa kasar atau desain visual yang menggambarkan elemen-elemen utama dari sebuah produk atau aplikasi. Contoh umum dari prototipe statis meliputi slide presentasi atau gambar layar penuh yang menunjukkan tampilan antarmuka pengguna.
Tujuan Utama: Tujuan utama dari prototipe statis adalah untuk mentransformasikan ide-ide awal menjadi visualisasi yang lebih konkret. Prototipe ini memungkinkan desainer untuk merancang fitur utama dan proposisi nilai produk dengan cara yang cepat dan efisien. Seiring berjalannya waktu, prototipe ini dapat disempurnakan dan mendekati bentuk akhir produk yang sesungguhnya.
Alat yang Digunakan untuk Membuat Prototipe Statis
Untuk membuat prototipe statis, terdapat berbagai alat yang dapat digunakan. Berikut adalah beberapa alat yang populer dan efektif:
POP oleh Marvel App:
- Deskripsi: POP adalah alat yang dirancang untuk membuat prototipe aplikasi seluler dari sketsa kertas menjadi prototipe interaktif. Dengan menggunakan POP, desainer dapat mengambil foto sketsa mereka dan menghubungkannya menjadi rangkaian layar yang interaktif.
- Kelebihan: Memungkinkan desainer untuk dengan cepat mengubah ide sketsa menjadi prototipe yang dapat diuji pada perangkat seluler, baik iPhone maupun Android.
Kelebihan dan Kekurangan:
- Kelebihan: Proses cepat dan intuitif, ideal untuk iterasi awal.
- Kekurangan: Terbatas pada sketsa kertas, tidak mendukung desain visual yang lebih detail.
Whimsical.com:
- Deskripsi: Whimsical adalah alat yang menyediakan cara cepat dan mudah untuk membuat prototipe dengan desain bersih. Alat ini menawarkan berbagai template untuk wireframing yang membantu desainer dalam merancang tata letak konten tanpa harus mengkhawatirkan aspek estetika.
- Kelebihan: Sederhana dan cepat digunakan, ideal untuk tahap awal pengembangan ide. Whimsical memungkinkan desainer untuk fokus pada struktur dan alur kerja tanpa terganggu oleh detail desain.
Kelebihan dan Kekurangan:
- Kelebihan: Mudah digunakan, menyediakan berbagai template untuk memulai, ideal untuk tahap awal desain.
- Kekurangan: Tidak mendukung interaksi dinamis, lebih cocok untuk wireframing daripada visualisasi akhir.
Figma:
- Deskripsi: Figma adalah alat desain berbasis web yang memungkinkan kolaborasi real-time. Alat ini sangat berguna untuk berbagi ide desain dengan tim atau calon pelanggan, serta mendapatkan umpan balik secara langsung.
- Kelebihan: Gratis untuk digunakan, mudah diakses melalui browser web, dan memiliki komunitas yang besar dengan banyak sumber daya seperti template dan maket. Figma juga mendukung pembuatan prototipe interaktif di tahap selanjutnya.
Kelebihan dan Kekurangan:
- Kelebihan: Mendukung desain dan prototyping interaktif, kolaborasi real-time, banyak sumber daya komunitas.
- Kekurangan: Memerlukan koneksi internet, kurva belajar yang lebih curam dibandingkan alat yang lebih sederhana.
2. Prototipe Fungsional (Hi-fidelity)
Definisi dan Tujuan Prototipe Fungsional
Prototipe fungsional, atau hi-fidelity prototype, adalah jenis prototipe yang lebih mendekati produk jadi dibandingkan dengan prototipe statis. Prototipe ini memiliki tampilan dan interaksi yang hampir sama dengan produk akhir. Jika diterapkan pada perangkat seperti smartphone, prototipe ini memungkinkan pengguna untuk berinteraksi langsung dengan aplikasi, memberikan pengalaman yang mendalam dan realistis. Hal ini sangat membantu dalam mendapatkan umpan balik yang lebih cepat dan akurat dari pengguna, serta memungkinkan pengujian berbagai aspek fungsional dari desain.
Tujuan Utama: Tujuan utama dari pembuatan prototipe fungsional adalah untuk menciptakan representasi yang lebih realistis dari produk akhir, sehingga pengguna dapat merasakan pengalaman yang hampir sama dengan menggunakan produk sebenarnya. Ini memungkinkan desainer untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah usability serta mendapatkan umpan balik yang lebih valid dari pengguna sebelum melakukan pengembangan lebih lanjut.
Alat yang Digunakan untuk Membuat Prototipe Fungsional
Untuk membuat prototipe fungsional, terdapat beberapa alat yang dapat digunakan. Berikut adalah beberapa alat yang populer dan efektif:
Webflow:
- Deskripsi: Webflow adalah platform desain web yang memungkinkan pembuatan halaman arahan dan pengujian ide dengan cepat. Webflow menerjemahkan desain visual Anda menjadi kode semantik yang siap dipublikasikan ke web atau diserahkan kepada developer.
- Kelebihan: Dengan Webflow, desainer dapat membuat dan memodifikasi desain secara visual tanpa harus menulis kode. Alat ini cocok untuk membuat prototipe halaman web yang interaktif dan responsif.
Kelebihan dan Kekurangan:
- Kelebihan: Mudah digunakan, tidak memerlukan pengetahuan coding, mendukung pembuatan desain interaktif dan responsif.
- Kekurangan: Fitur terbatas pada desain web, tidak cocok untuk aplikasi seluler yang kompleks.
Bubble:
- Deskripsi: Bubble adalah platform tanpa kode yang memungkinkan pembuatan aplikasi multi-pengguna yang interaktif untuk desktop dan browser web seluler. Bubble menawarkan semua fitur yang diperlukan untuk membangun situs seperti Facebook atau Airbnb.
- Kelebihan: Platform ini memungkinkan desainer untuk fokus pada fungsionalitas dan user experience tanpa perlu menulis kode. Dengan Bubble, desainer dapat membuat aplikasi web yang kompleks dan dinamis.
Kelebihan dan Kekurangan:
- Kelebihan: Mendukung pembuatan aplikasi web interaktif tanpa kode, fitur lengkap untuk membangun aplikasi yang kompleks.
- Kekurangan: Kurva belajar yang curam bagi pemula, keterbatasan dalam fleksibilitas desain.
Bravo Studio:
- Deskripsi: Bravo Studio adalah alat yang memungkinkan desainer mengubah prototipe Figma menjadi aplikasi asli untuk iOS dan Android tanpa perlu menulis kode. Alat ini memfasilitasi pembuatan aplikasi dengan tampilan dan fungsionalitas yang mendekati produk akhir.
- Kelebihan: Bravo Studio memungkinkan desainer untuk mengintegrasikan prototipe visual dari Figma dengan data dan fungsionalitas aplikasi, memberikan pengalaman pengguna yang autentik.
Kelebihan dan Kekurangan:
- Kelebihan: Mudah mengubah desain Figma menjadi aplikasi asli, tidak memerlukan pengetahuan coding.
- Kekurangan: Terbatas pada aplikasi yang sederhana, tidak mendukung fitur yang sangat kompleks.
Figma:
- Deskripsi: Selain digunakan untuk prototipe statis, Figma juga sangat efektif untuk membuat prototipe fungsional. Figma mendukung pembuatan desain interaktif dan memungkinkan pengujian pengalaman pengguna sebelum melakukan pengembangan lebih lanjut.
- Kelebihan: Dengan fitur kolaborasi real-time, Figma memungkinkan tim untuk bekerja bersama secara efisien. Figma juga memiliki berbagai plugin dan integrasi yang memperluas kemampuannya dalam pembuatan prototipe fungsional.
Kelebihan dan Kekurangan:
- Kelebihan: Mendukung kolaborasi real-time, mudah digunakan, banyak sumber daya komunitas.
- Kekurangan: Memerlukan koneksi internet, tidak mendukung fungsi backend yang kompleks.
3. Working Prototype (Prototipe Berfungsi)
Definisi dan Tujuan Working Prototype
Working prototype, atau prototipe berfungsi, adalah jenis prototipe yang dapat menunjukkan proposisi nilai dari produk secara lebih nyata dan mendalam. Prototipe ini lebih kompleks dan membutuhkan lebih banyak usaha dibandingkan dengan prototipe statis atau prototipe fungsional. Tujuan utama dari working prototype adalah untuk memberikan pengalaman pengguna yang mendekati produk akhir, sehingga memungkinkan pengujian yang lebih akurat dan validasi konsep sebelum masuk ke tahap pengembangan penuh.
Prototipe berfungsi tidak hanya menampilkan desain dan interaksi dasar, tetapi juga menyertakan fitur-fitur yang benar-benar bekerja seperti pada produk akhir. Ini memberikan kesempatan bagi tim pengembang dan pemangku kepentingan untuk memahami bagaimana produk akan berfungsi secara nyata, serta untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah usability atau performa sejak dini.
Alat yang Digunakan untuk Membuat Working Prototype
Untuk membuat working prototype, ada beberapa alat yang bisa digunakan, masing-masing memiliki kelebihan dan kegunaan tertentu. Berikut adalah beberapa alat yang dapat diandalkan dalam pembuatan working prototype:
Bubble
- Deskripsi: Bubble adalah platform tanpa kode yang memungkinkan pembuatan aplikasi web interaktif dengan fitur lengkap. Alat ini cocok untuk membuat aplikasi multi-pengguna yang kompleks tanpa perlu menulis satu baris kode pun.
- Kelebihan: Dengan Bubble, desainer dapat mengembangkan aplikasi dengan logika bisnis yang kompleks dan antarmuka yang interaktif, semua dalam satu platform visual. Ini sangat berguna untuk menciptakan prototipe yang mendekati produk akhir.
- Penggunaan: Misalnya, Anda dapat membuat aplikasi sosial media lengkap dengan fitur like, comment, dan share menggunakan Bubble. Ini memungkinkan Anda untuk menguji interaksi pengguna dan mendapatkan umpan balik yang berharga sebelum pengembangan penuh.
Bravo Studio
- Deskripsi: Bravo Studio memungkinkan konversi desain dari Figma menjadi aplikasi asli untuk iOS dan Android tanpa perlu menulis kode. Alat ini memfasilitasi pembuatan aplikasi yang terlihat dan berfungsi seperti aplikasi asli.
- Kelebihan: Bravo Studio memungkinkan integrasi yang mulus antara desain visual dan fungsionalitas aplikasi. Ini adalah alat yang ideal untuk desainer yang ingin menguji pengalaman pengguna pada perangkat seluler tanpa memerlukan pengetahuan pemrograman.
- Penggunaan: Contohnya, Anda dapat membuat prototipe aplikasi e-commerce yang memungkinkan pengguna untuk menelusuri produk, menambahkannya ke keranjang belanja, dan melakukan pembelian langsung di perangkat mereka.
Webflow
- Deskripsi: Webflow adalah alat desain web yang memungkinkan pembuatan halaman web interaktif dengan cepat. Alat ini menerjemahkan desain visual menjadi kode HTML, CSS, dan JavaScript yang siap dipublikasikan.
- Kelebihan: Webflow sangat berguna untuk membuat dan menguji halaman arahan atau website lengkap dengan animasi dan interaksi kompleks tanpa perlu menulis kode secara manual.
- Penggunaan: Misalnya, Anda bisa membuat situs web portofolio interaktif yang menampilkan karya-karya desain Anda dengan animasi halus dan transisi yang menarik.
Glide
- Deskripsi: Glide adalah alat yang memungkinkan pembuatan aplikasi dari Google Sheets. Ini adalah cara yang menyenangkan dan intuitif untuk merealisasikan ide menjadi aplikasi yang berfungsi penuh tanpa perlu menulis kode.
- Kelebihan: Glide sangat cocok untuk pembuatan aplikasi sederhana yang berbasis data, seperti aplikasi inventaris, pelacakan tugas, atau direktori kontak. Aplikasi ini secara otomatis terhubung dengan data di Google Sheets dan memperbarui secara real-time.
- Penggunaan: Misalnya, Anda bisa membuat aplikasi pelacakan proyek di mana setiap tugas dan statusnya dapat diupdate melalui Google Sheets, dan perubahan tersebut akan langsung terlihat di aplikasi.
Jenis Prototipe dalam Desain UX Website
Dalam desain UX untuk website, prototipe merupakan langkah penting yang membantu desainer untuk menggambarkan dan menguji konsep mereka sebelum melakukan pengembangan penuh. Berikut ini adalah tiga jenis prototipe yang sering digunakan dalam desain UX website:
1. Sketsa
Definisi dan Manfaat: Sketsa adalah jenis prototipe awal yang paling sederhana dan mudah dibuat. Biasanya, sketsa dilakukan dengan menggunakan kertas dan pulpen untuk menggambarkan ide-ide awal secara kasar. Sketsa berfungsi sebagai dasar visual untuk ide-ide yang ada, memungkinkan desainer untuk cepat menangkap dan mengkomunikasikan konsep awal mereka.
Keuntungan:
- Cepat dan Murah: Membuat sketsa tidak memerlukan banyak waktu dan biaya. Ini adalah cara yang efisien untuk menuangkan ide awal dan bereksperimen dengan berbagai konsep tanpa mengeluarkan banyak sumber daya.
- Fleksibilitas: Sketsa memungkinkan desainer untuk dengan cepat mengubah dan menyesuaikan ide-ide mereka berdasarkan umpan balik atau wawasan baru yang diperoleh.
- Identifikasi Masalah Awal: Melalui sketsa, desainer dapat dengan cepat mengidentifikasi kelemahan atau masalah potensial dalam desain sebelum melangkah lebih jauh ke tahap pengembangan.
Alat yang Digunakan:
- Kertas dan pulpen.
- Aplikasi digital sederhana seperti Microsoft Paint atau aplikasi sketsa di tablet.
2. Wireframes
Definisi dan Manfaat: Wireframes adalah prototipe yang lebih terstruktur dibandingkan sketsa. Mereka menggunakan tata letak hitam putih atau abu-abu untuk menggambarkan posisi dan hierarki konten dalam halaman web tanpa fokus pada detail visual. Wireframes membantu dalam merencanakan struktur dan navigasi situs web.
Keuntungan:
- Struktur Jelas: Wireframes memberikan gambaran jelas tentang bagaimana elemen-elemen konten akan diatur dan bagaimana pengguna akan menavigasi situs web.
- Validasi Konsep: Desainer dapat menggunakan wireframes untuk menguji dan memvalidasi konsep desain dengan pemangku kepentingan atau pengguna sebelum melanjutkan ke tahap yang lebih detail.
- Dokumentasi: Wireframes berfungsi sebagai dokumentasi yang baik untuk tim pengembangan, memberikan panduan tentang bagaimana halaman-halaman harus diatur.
Alat yang Digunakan:
- Axure RP: Alat prototipe yang kuat untuk membuat wireframes dan prototipe interaktif.
- Balsamiq: Alat wireframing yang mudah digunakan dengan antarmuka yang sederhana dan intuitif.
- Sketch: Alat desain digital yang populer untuk membuat wireframes dengan fitur kolaborasi yang baik.
3. Mockups
Definisi dan Manfaat: Mockups adalah prototipe yang lebih detail dan berfokus pada visualisasi akhir dari proyek. Mockups menggunakan warna, tipografi, dan elemen desain lainnya untuk memberikan gambaran yang lebih realistis tentang bagaimana produk akhir akan terlihat.
Keuntungan:
- Visualisasi Detail: Mockups memberikan visualisasi yang sangat detail dan akurat, membantu pemangku kepentingan untuk memahami bagaimana produk akhir akan terlihat dan berfungsi.
- Presentasi Profesional: Mockups sering digunakan dalam presentasi kepada klien atau tim pengembang untuk mendapatkan persetujuan akhir sebelum melanjutkan ke tahap pengembangan.
- Uji Visual: Dengan mockups, desainer dapat menguji elemen visual seperti warna, tipografi, dan tata letak untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik secara estetika.
Alat yang Digunakan:
- Adobe XD: Alat prototipe dan desain yang menawarkan fitur desain visual yang lengkap.
- Figma: Alat desain kolaboratif yang memungkinkan pembuatan mockups dengan mudah dan efisien.
- Sketch: Alat desain yang populer di kalangan desainer UX untuk membuat mockups dengan presisi tinggi.